Selasa, 20 November 2018

3 .3. Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern


Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas : 5KA44
NPM : 1B117093





3. 3. Gambarkan dan beri penjelasan tentang siklus pengembangan inovasi sistem informasi modern ?


















Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah organisasi.




Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant experiece, education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis operasional.




Secara umum, pengembangan sistem informasi melalui tahap-tahap sebagai berikut




1. Survei Sistem (preliminary)

Survei sistem merupakan hal yang harus dilakuka bagi organisasi yang ingin membuat sistem informasi. Pada tahap ini, organisasi dan konsultan mendefinisikan tentang sistem yang akan dibuat. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengidentifikasi permasalahan, peluang, arahan melalui investigasi awal dalam melihat kebutuhan organisasi. Mendefinisikan lingkup kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di organisasi. Penyususnan proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan, analisis keuntungan, metodologi. Dalam penyusunan proposal ini dipertimbangkan kelayakan operasional (sistem, sumber daya, metode traiing, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan efektifitas), kelayakan teknis (hardware, software, jadawal pelaksanaan proyek, fisiable, sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya pembuatan, implementasi dan keuntungan/benefit). Preliminary ini merupakan tahap awal saja, belum melakukan identifikasi secara mendalam.




2. Analisis Sistem

Analsis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen penyusunannya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen lainya untuk tujuan tertentu. Tahap analisis sitem sudah lebih mendalam dalam mengidentifikasi komponen dan interaksi yang terjadi. Dalam analisis sistem juga dibangun desain sistem yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain sistem yang merupakan kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan harapan akan membentuk perbaikan sistem. Hal ini dipahami sebagai proses memahami sistem yang ada dengan menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini, pembentukan sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek analisis sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), aturan/ketentuan sistem (business rules), masalah dan solusi (business problem and solution), business tools, dan rencana perusahaan (business plans). Dalam proses ini, biasanya melakukan analisis pendekatan sistem yang include dengan metodologi pengembangan sistem seperti menggunakan pendekatan Structured Analysis Design, Information Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business Process Reengineering, FAST, dll.




Berikut penjelasan aspek yang dianalisis dalam analisis sistem :




Analisis Jabatan (Business users)

Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan personel yang menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari staff, kasi, kabag/manajer sampai direktur. Rahap ini mengidentifikasi jabatan-jabatan dan pekerjaan dengan sistem yang akan dikembangkan. Struktur organisasi, uraian tugas masing-masing jabatan, internal kontrol, prosedur dan pembagian tugas.




Proses bisnis (business process)

Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus diselesaikan menurut aturan tertentu untuk memperoleh suatu tujuan (goal) atau hasil. Analisis ini meliputi proses pencatatan, bukti transaksi, dokumen pencatatan, laporan dan metode pengkodean.




Ketentuan/aturan yang ada (business rules)

Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga integritas/keabsahan datya perusahaan utnuk menjamin sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak mana saja yang bisa mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi sebagai desain dalam autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam aplikasi yang dikembangkan.



Masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions)
Business tools
Rencana perusahaan (business plans)




3. Desain Sistem

Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain sistem lebih banyak berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih fokus pada bagaimana sistem itu dibentuk untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis sistem. Manfaat desain sistem memberikan rancang bangun (blueprint) yang lengkap sebagai penuntun (guideline) bagi programer dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya dalam sistem informasi terkomputerisasi terdiri atas harware (input, proses, output & network), software (sistem operasi, utilitas dan aplikasi), data (struktur data, keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi, sistem, buku petunjuk, operasional dan teknis) serta manusia (pengguna sistem informasi). Dalam desain sistem, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: permodelan sistem, desain basis data, desain aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain jabatan (user).




4. Pembuatan Sistem

Setelah proses perancangan yang cukup pancang, tahap berikutnya adalah membuat sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi kegiatan pembuatan aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat, disertai dengan pembuatan buku penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training dan implementasi sistem. Pada tahap ini diperlukan proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa, program logic (sintaks), implementasi business rules, faktor manusia, business process/procedure, efesiensi input dan output.




5. Implementasi Sistem

Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang memadai dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainya. Dalam implementasi sistem hal yang penting untuk diperhatikan adalah :




Konversi

Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh penyesuaian. Konversi ini diperlukan terutama dalam implementasi sistem lama ke sistem baru, apalagi sebelumnya telah menggunakan aplikasi yang sudah terkomputerisasi.




Pelatihan

Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang terlibat dalam menggunakan sistem informasi. Diperlukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sistem namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung.




Testing penerimaan

Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar.




6. Pemeliharaan Sistem

Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Tahap ini meliputi kegiatan pemantauan dan kontrol pengoperasian, antisipasi gangguan kecil (bug), melakukan penyempurnaan yang mungkin terlewatkan, dan antisipasi faktor-faktor eksternal (virus, kehilangan/kerusakan data, cheating, dll).







3 .2. Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern


Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas : 5KA44
NPM : 1B117093


3. 2. Jelaskan dan berikan contoh tentang virtual reality dan augmented reality ?

Ø  Virtual reality terdiri dari dua kata yaitu virtual dan reality yang berarti maya dan realitas. Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang. Contoh teknologi virtual reality yang cukup sederhana adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini belum begitu mempunyai banyak fungsi, tetapi dengan menggunakan Google Cardboard kita akan merasakan pengalaman virtual reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki sensor gyroscope dengan Google Cardboard.

Ø  Augmented reality yang menyita perhatian adalah perangkat besutan Microsoft yang diberi nama Microsoft HoloLens. Perangkat ini berfokus pada penggabungan hologram tiga dimensi yang bersifat augmented reality dengan dunia nyata. Selain itu, Google Glass yang berbentuk kacamata yang dibuat oleh Google merupakan kacamata yang menggunakan teknologi augmented reality yang memiliki banyak fungsi. Teknologi augmented reality ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering digunakan oleh pengguna adalah Google Translate. Dengan ini, memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan pengumuman atau rambu-rambu.


 https://teknojurnal.com/pengertian-virtual-reality-dan-perbedaanya-dengan-augmented-reality/

3 .1 Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern


Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas : 5KA44
NPM : 1B117093

3. 1. Aplikasi serta contoh yang di gunakan untuk teknologi web 1.0, 2.0, dan 3.0 ?

WEB 1.0
WEB 2.O
WEB 3.0
dirancang untuk mengakses infromasi yang interaksinya hanya satu arah
dirancang untuk mengakses informasi dengan interaksi dua arah
Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi
memiliki sifat Read
Bersifat Write and Read
Visual Berbasis 3D
Bersifat interaktif
Internet sebagai platform
adanya web service
mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya
pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan
terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi
Pelaku utama Perusahaan yang memiliki web saja
Pelaku utama Perusahaan, dan Pengguna/Komunitas
membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang agak tinggi
Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna
Kemampuan dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”)
Dapat mengakses internet melalui gadget lain selain komputer


Minggu, 18 November 2018

sistem pakar di bidang eksplorasi alam

Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas : 5KA44
NPM : 1B117093

sistem pakar di bidang eksplorasi alam

Dalam bidang ini sistem pakar sangat penting manfaatnya. Keputusan yang dihasilkan akan sangat bermanfaat. Contoh penerapannya yaitu sistem pakar yang diterapkan pada alat pendeteksi kandungan minyak bumi. Alat ini menghasilkan keputusan dari data-data yang ada, dan mengambil keputusan ada atau tidaknya hingga berapa jumlah kandungan yang terkandung. Rule base yang deprogram dibuat oleh para ahli dibidangnya.
Aplikasi pengmabilan keputusan berupa resiko-resiko yang dapat terjadi bila melakukan penambangan. Sistem pakar memperhitungkan berapa peluang keberhasilan yang dapat dicapai. Keputusan ini harus sangat akurat dan meliputi seluruh aspek hingga keselamatan warga sekitar. Jangan sampai timbul kesalahan yang disebabkan oleh salah dalam pengambilan keputusan. Lebih baiknya keputusan tingkat pusat tetap dikaji ulang oleh para ahli di bidangnya. Karena terdapat beberapa aspek yang tidak dapat diterapkan pada rule base.
– Akurasi perhitungan menjadikan kegiatan di bidang ini mendapat keuntungan.
– Perhitungan yang rumit dapat terselesaikan dengan cepat.
– Keakuratan perhitungan meminimalisir kesalahan factor manusia.
– Menghasilkan informasi yang mendukung, sehingga tugas para ahli lebih mudah untuk mengkaji ulang.

Jumat, 09 November 2018

AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI


1.      APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI (TI) adalah alat yang membawa nilai bagi sistem komputer; mereka mendorong banyak jika tidak sebagian besar proses bisnis perusahaan saat ini. Aplikasi TI ini berkisar dari yang relatif sederhana, seperti sistem hutang untuk membayar faktur vendor, hingga yang sangat rumit, seperti pengaturan pengelolaan sumber daya perusahaan (ERM) dari beberapa aplikasi basis data yang saling terkait untuk mengontrol hampir semua proses bisnis perusahaan. Banyak aplikasi TI saat ini didasarkan pada perangkat lunak yang disewa oleh vendor atau yang dibeli, peningkatan jumlah berasal dari layanan berbasis web, beberapa dikembangkan oleh sistem internal dan tim pemrograman, dan banyak lagi yang didasarkan pada spreadsheet atau proses desktop database. Meskipun prosedur pengendalian umum TI yang dibahas dalam Bab 6 dan 7 mencakup kontrol dan praktik terbaik atas semua operasi TI, proses kontrol spesifik berlaku untuk setiap aplikasi TI yang diinstal. Untuk melakukan tinjauan pengendalian internal di area tertentu dari operasi perusahaan, seperti akuntansi, distribusi, atau rekayasa, auditor TI harus memiliki keterampilan untuk memahami, mengevaluasi, dan menguji kontrol atas aplikasi pendukungnya. Tinjauan tentang pengendalian aplikasi spesifik sering lebih penting untuk mencapai tujuan audit secara keseluruhan daripada tinjauan kontrol TI umum. Kontrol aplikasi, bagaimanapun, sangat tergantung pada kualitas kontrol umum TI secara keseluruhan. Sebagai contoh, jika ada kontrol yang tidak memadai atas proses manajemen konfigurasi IT, seperti yang dibahas pada Bab 7, akan sulit bagi auditor IT untuk bergantung pada kontrol yang dibangun ke dalam aplikasi spesifik yang bergantung pada proses manajemen konfigurasi yang kuat. Meskipun auditor TI, misalnya, mungkin menemukan bahwa aplikasi entri-pesanan TI dengan benar menyaring pesanan penjualan untuk persetujuan kredit yang valid, kontrol umum di sekitarnya juga harus dipertimbangkan. Tanpa kontrol pembaruan pengelolaan kon fi gurasi TI, dalam contoh ini, program sistem entri pesanan dapat diubah, tanpa otorisasi manajemen, mungkin untuk menggantikan kontrol persetujuan kredit yang ditetapkan

Perusahaan tipikal dapat menggunakan sejumlah besar aplikasi TI produksi. Aplikasi ini mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan, dimulai dengan aplikasi akuntansi tetapi juga termasuk bidang-bidang seperti manufaktur, pemasaran, distribusi, dan lain-lain, tergantung pada aktivitas bisnis. Aplikasi pendukung ini dapat diimplementasikan menggunakan berbagai teknologi IT, seperti sistem terpusat dengan jaringan telekomunikasi, sistem jaringan berbasis Internet, aplikasi berbasis server klien-server, dan bahkan sistem batchprocessing mainframe yang lebih lama. Beberapa aplikasi ini mungkin telah dikembangkan di-rumah tetapi semakin banyak jumlahnya yang didasarkan pada paket perangkat lunak yang dibeli yang dipasang secara lokal atau diakses melalui penyedia layanan berbasis Web. Aplikasi yang dikembangkan di rumah dapat ditulis dalam bahasa pemrograman seperti C # (juga disebut Csharp) atau VisualBasic, adatabasereport-generatorlanguagesuchasSQL, bahasa Jawa yang tidak berorientasi bahasa. Dokumentasi aplikasi dapat berkisar dari sangat lengkap hingga hampir tidak ada. Meskipun ada upaya terbaik dari audit TI untuk menyarankan perbaikan, hal yang sama sering dapat dikatakan tentang kontrol aplikasi. Meskipun anggota manajemen terkadang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang masalah kontrol umum TI, sering kali mereka tertarik pada masalah audit TI yang mencakup kontrol aplikasi spesifik. Sebagai contoh, sementara laporan audit TI yang menemukan pengendalian umum atas pustaka program sistem operasi TI mungkin tidak menghasilkan banyak minat manajemen, temuan perhitungan diskon yang salah berdasarkan masalah konversi mata uang asing dalam aplikasi hutang pasti akan menarik perhatian. Namun, karena kerumitan relatif banyak aplikasi IT dan karena kontrol mereka sering berada di dalam aplikasi dan dalam mendukung area pengguna, audit aplikasi TI dapat menjadi tantangan. Auditor TI harus mensurvei aplikasi yang aktif dan memilih yang lebih kritis dan tepat untuk ditinjau. Kami juga membahas pendekatan untuk secara efektif meninjau kontrol akuntansi internal dalam aplikasi IT, menggunakan beberapa jenis aplikasi yang berbeda sebagai contoh. Akhirnya, bab ini membahas pendekatan audit untuk mengevaluasi dan menguji kontrol aplikasi tersebut serta teknik untuk meninjau aplikasi baru yang sedang dikembangkan. Kami fokus pada karakteristik kontrol internal dari berbagai jenis aplikasi dan tentang cara memilih aplikasi yang sesuai dalam tinjauan kontrol internal. Ada banyak perbedaan dari satu aplikasi ke yang lain; Bab ini berfokus pada bagaimana auditor TI harus memilih aplikasi berisiko tinggi sebagai kandidat untuk tinjauan audit TI, alat dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan mendokumentasikan kontrol internal aplikasi, dan, akhirnya, proses untuk menguji dan mengevaluasi aplikasi tersebut.




2.      ELEMEN PENGAWASAN APLIKASI
Orang yang tidak akrab dengan TI terkadang memikirkan aplikasi komputer hanya dalam hal laporan keluaran sistem atau data yang ditampilkan di layar terminal. Namun, setiap aplikasi, apakah aplikasi layanan berbasis Web, sistem mainframe yang lebih lama, sebuah aplikasi client-server, atau paket produktivitas perkantoran yang diinstal pada sistem desktop lokal, memiliki tiga komponen dasar: (1) input sistem, (2) program yang digunakan untuk memproses, dan (3) output sistem. Masing-masing memiliki peran penting dalam struktur kontrol internal aplikasi, dan auditor TI harus memahami komponen ini ketika meninjau aplikasi TI. Aplikasi IT sebelumnya dapat dipisahkan dengan mudah ke dalam tiga komponen ini. Sebagai contoh, sistem penggajian yang dikomputerisasi secara tradisional dari dulu menggunakan kartu waktu dan file juru bayar personil sebagai input dan serangkaian program untuk menghitung pembayaran dan tunjangan serta untuk memperbarui catatan riwayat pembayaran. Output dari sistem penggajian itu adalah cek cetak, laporan daftar gaji, dan file pembayaran yang diperbarui. Hari ini, sistem penggajian yang sama mungkin menerima masukan dari pembaca lencana instalasi otomatis yang mengontrol akses dan melacak kehadiran, sistem produksi toko yang melakukan perhitungan pembayaran insentif, berbagai masukan online lainnya, dan database sumber daya manusia. Serangkaian program komputer, beberapa terletak di penyedia layanan berbasis web dan lainnya didistribusikan ke workstation jarak jauh, akan melakukan pemrosesan. Dalam banyak kasus saat ini, banyak proses penggajian dapat ditangani oleh fungsi layanan luar yang melakukan sebagian besar kegiatan ini. Keluaran sistem penggajian modern mencakup transaksi untuk mengirimkan kompensasi ke rekening bank karyawan, membayar voucher yang dikirim ke karyawan, dan memasukkan file ke berbagai sumber pajak dan manfaat, berbagai layar tampilan, dan basis data sumber daya manusia yang diperbarui. Meskipun komponen input, output, dan komponen sistem pemrosesan komputer mungkin tidak semuanya jelas bagi auditor TI yang melakukan tinjauan awal, tiga elemen yang sama ada untuk semua aplikasi. Tidak peduli seberapa kompleks aplikasi itu muncul, auditor TI harus selalu mengembangkan pemahaman tentang aplikasi dengan memecah input, output, dan komponen pemrosesan. Bagian selanjutnya secara singkat membahas aspek kontrol dari komponen aplikasi ini untuk memberikan gambaran tentang memilih, mengaudit, dan menguji aplikasi TI.



Komponen Masukan Aplikasi
Setiap aplikasi IT membutuhkan beberapa bentuk input, apakah itu data input secara manual dari voucher transaksi atau dipasok dari beberapa sistem otomatis. Bayangkan kalkulator genggam umum: Perangkat tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali data semacam itu dimasukkan melalui panel kunci. Meskipun program aplikasi memproses data, menentukan output, dan memiliki dampak besar pada kontrol, auditor TI harus memahami sifat dan sumber komponen input. Dalam sistem tradisional, batchoriented, ini adalah proses yang cukup mudah. Input aplikasi sering kali merupakan rekaman berurutan yang direkam pada file pita magnetik atau kartu bertanda 80 atau 90 kolom. Saat ini, input sering dihasilkan dari berbagai sumber otomatis, termasuk perangkat pengumpulan data nirkabel dan pembaca kode bar khusus.
Masukan dari Pengumpulan Data atau Perangkat Input Lain
Kebanyakan aplikasi TI awal menggunakan kartu berlubang sebagai sumber input mereka. Sebuah kartu tunggal membawa 80 atau 90 kolom data terenkode alfanumerik, dan pengguna memasukkan transaksi input ke lembar pengumpulan data untuk keypunching ke format kartu.
lembar pengumpulan data asli adalah langkah pertama dalam rantai input, dan auditor TI awal khawatir bahwa semua transaksi telah ditekan dengan benar. Kartu-kartu ini kemudian diolah mesin atau dimanipulasi sebelum masuk ke sistem, baik dibaca langsung ke dalam program komputer atau disalin ke pita magnetik untuk diproses selanjutnya secara batch. Artinya, 500 baris transaksi mungkin telah disiapkan pada lembar pengumpulan data dan diproses sebagai batch. Kebutuhan semua transaksi untuk ditekan dengan benar dan kemudian membaca ke dalam program komputer membuat transaksi input mengontrol komponen kunci dari keseluruhan kontrol internal aplikasi. Teknologi telah secara efektif menghapuskan catatan masukan kartu punch hari ini. Transaksi jenis-batch yang harus dimasukkan ke dalam suatu aplikasi tidak lagi dimasukkan oleh departemen entri temporer 'khususpintu'. Sebaliknya, departemen operasional menggunakan terminal online untuk memasukkan transaksi mereka untuk pengumpulan dan pemrosesan selanjutnya. Mengikuti jadwal pemrosesan, transaksi ini dapat diinput atau dikumpulkan dan diperbarui kemudian mode inabatch. Program entri data yang digunakan untuk mengambil bagian sering memiliki kemampuan untuk melakukan transaksi untuk menghilangkan kesalahan tingkat rendah yang umum terjadi pada sistem input batch sebelumnya. Dalam banyak situasi lain, masuknya file update transaksi dalam mode real-time. Data masukan transaksi berasal dari banyak sumber. Toko ritel menangkap masukan penjualan melalui kombinasi entri penjualan yang dimasukkan pada terminal titik penjualan (POS) dan penjualan produk dimasukkan melalui pembaca kode batang. Demikian pula, data diambil di lantai toko manufaktur melalui berbagai tiket dan lencana yang dimasukkan dalam pembaca oleh pekerja langsung di lantai. Chip komputer kecil — ID frekuensi radio (RFID) —yang dipasang pada label komponen dapat memberikan masukan seperti pada identifikasi produk dan pergerakan selanjutnya. Semua perangkat input ini menghasilkan transaksi untuk memperbarui ke beberapa jenis aplikasi pemrosesan. Transaksi input semakin tidak dihasilkan dari dalam perusahaan tetapi dari aplikasi yang berlokasi di lokasi fisik lain dan dikendalikan oleh orang lain. Perusahaan saat ini menerima berbagai macam transaksi data melalui Internet, pada sistem pertukaran data elektronik yang lebih lama (EDI), atau melalui sistem nirkabel. Dalam kasus ini, perusahaan lain dapat mengajukan transaksi pesanan pembelian, pembayaran tagihan hutang, atau transaksi bisnis yang signifikan. Perorangan menginisialisasi transaksi penting, sekuritas perdagangan, dan melakukan bisnis lain melalui komputer di Internet melalui Internet. Semua ini mewakili transaksi input ke berbagai aplikasi IT, dan masing-masing memiliki pertimbangan kontrol yang unik.

Auditor TI yang meninjau masukan aplikasi kontrol harus selalu mencari beberapa elemen kontrol internal dasar yang harus ditemukan di semua aplikasi IT. Sebagai contoh, harus ada beberapa cara untuk memeriksa bahwa hanya data yang benar yang dimasukkan. Program komputer yang, melalui tabel validasi pendukungnya, dapat memverifikasi bahwa bagian produk atau nomor karyawan atau tidak valid tidak dapat dengan mudah memverifikasi bahwa kuantitas saat ini seharusnya dimasukkan sebagai 100 dibandingkan dengan 10. Sistem batch yang lebih tua memiliki total hash periksa untuk membantu memeriksa kemungkinan kesalahan ini. Total hash adalah nilai non-moneter, seperti '‘jumlah’ dari semua nomor akun. Sistem modern juga membutuhkan pemeriksaan yang masuk akal ke dalam prosedur pengumpulan data mereka, dan program yang memproses transaksi memerlukan kontrol untuk mencegah kesalahan atau memberikan sinyal peringatan.



5. Masukan Aplikasi dari Sistem Otomatis Lainnya
Aplikasi IT saat ini sering sangat terintegrasi, dengan satu aplikasi menghasilkan data keluaran untuk diproses oleh yang lain. Transaksi yang dimasukkan ke dalam satu aplikasi dapat berdampak pada berbagai aplikasi lain yang saling terkait. Jadi kesalahan atau kelalaian input pada satu titik dalam rantai aplikasi dapat mempengaruhi pemrosesan aplikasi lain yang terhubung. Selain memahami sumber-sumber transaksi untuk aplikasi, auditor TI harus memahami sifat dari input otomatis lainnya untuk aplikasi yang sama. Sebagai contoh, sistem penggajian modern dapat menerima masukan dari sistem kinerja penjualan untuk menghitung komisi. File kinerja penjualan yang memberi makan sistem penggajian adalah masukan lain. Kontrol di sana didasarkan pada input, pemrosesan, dan kontrol output dari sistem kinerja penjualan. Jika data kinerja penjualan mewakili input yang signifikan ke sistem penggajian, auditor TI perlu khawatir tentang kontrol atas itu serta di atas aplikasi pendukung lainnya. Jaringan besar aplikasi yang saling terhubung dapat menghadirkan tantangan bagi auditor TI yang mencoba meninjau kontrol input hanya untuk satu aplikasi. Auditor IT mungkin tertarik untuk memahami kontrol input aplikasi untuk aplikasi X. Namun, file dari aplikasi A, B, dan C dapat memberikan input ke X sementara D dan E menyediakan input ke aplikasi A dan C, masing-masing. Seorang auditor TI biasanya tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk meninjau semua proses ini dan harus memutuskan yang paling penting dan menganggap bahwa aplikasi pendukung kurang penting lainnya menghasilkan transaksi yang tepat.

6. Masukan File dan Database
Meskipun biasanya dihasilkan oleh beberapa aplikasi pendukung lainnya atau diperbarui oleh aplikasi yang sedang ditinjau, file dan database aplikasi mewakili masukan penting. Dalam beberapa kasus, file ini mewakili tabel data yang digunakan untuk validasi programdata. Spartofgainingunderstandingofaplikasi, anITauditorharus memahami sifat dan konten dari semua file aplikasi yang mendukung. Perangkat lunak yang mengontrol file-file ini umumnya memiliki berbagai penghitungan-catatan dan kontrol logis lainnya untuk menentukan bahwa semua transaksi ditulis dengan benar ke dan dapat diambil dari sistem pendukung. Berkas-berkas harus memiliki kontrol pengecekan dan pengecekan label untuk mencegahnya dari input yang tidak tepat ke siklus pemrosesan yang salah. atau aplikasi yang salah. Setelah ditulis sebagai aliran catatan sekuensial pada pita magnetik, file hari ini adalah masukan ke disk drive dengan kepadatan lebih tinggi atau kartrid USB. Namun, auditor TI perlu memiliki pemahaman umum tidak hanya dari jenis dan sifat input ke aplikasi komputer tetapi juga dari sumber data file dan kontrol apa pun di atasnya. (Lihat ‘‘ Menyelesaikan Audit Kontrol Aplikasi TI ’kemudian di bab ini untuk perincian lebih lanjut.) Basis data dapat menghadirkan tantangan khusus bagi auditor TI. Meskipun basis data sering disalahgunakan untuk merujuk ke hampir semua jenis file komputer, database sistem komputer adalah metode pengorganisasian data dalam format sedemikian rupa sehingga semua elemen data penting menunjuk atau berhubungan satu sama lain. Pada tahun-tahun sebelumnya, banyak komputer mainframe menggunakan apa yang disebut database hierarkis, di mana data diatur dalam struktur tipe 'keluarga pohon' kakek-nenek. Menggunakannya dalam perusahaan manufaktur, setiap produk dapat diatur sebagai catatan tajuk yang akan mengarah ke masing-masing bagiannya.

Komponen-komponen itu pada gilirannya masing-masing akan memiliki hierarki catatan yang terdiri dari bagian-bagian individualnya. Integritas file sangat penting di sini; kesalahan program yang merusak salah satu rantai penghubung akan menyulitkan untuk mengambil data yang hilang. Saat ini, basis data relasional adalah struktur fi le yang lebih umum ditemukan pada semua jenis dan ukuran komputer. Database relasional seperti spreadsheet Excel multidimensi. Artinya, pengguna dapat mengambil data di berbagai baris database, kolom, dan halaman daripada harus pergi ke kepala setiap pohon dan mencari ke dalamnya untuk mengambil data yang diinginkan. Selain cara yang sangat efektif untuk mengatur data input ke sistem aplikasi, database ini memungkinkan untuk memudahkan pengambilan laporan untuk pengguna akhir. Dua contoh umum dari model basis data relasional adalah produk basis data Oracle Corporation dan basis data DB2 IBM



6. Program Aplikasi
Aplikasi diproses melalui serangkaian program komputer atau set instruksi mesin. Aplikasi penggajian tradisional yang disebutkan sebelumnya akan terdiri dari program komputer, data stok, data jumlah pekerjaan, dan menggunakan nomor karyawan pada kartu waktu masukan untuk mencari tarif karyawan dan pemotongan yang dijadwalkan. Berdasarkan kecocokan ini, program mencari tingkat gaji karyawan dan mengalikannya dengan jumlah jam kerja untuk menghitung gaji kotor. Program komputer adalah seperangkat instruksi yang mencakup setiap detail dari suatu proses. Seorang programmer menulis instruksi terperinci untuk sistem komputer untuk diikuti. Sebagai eksperimen untuk memahami detail yang diperlukan untuk menulis program komputer yang lebih besar, auditor TI yang tidak memiliki keterampilan pemrograman harus mencoba menuliskan setiap langkah untuk diikuti di pagi hari sejak alarm berbunyi sampai dia tiba di kantor . Keesokan paginya, auditor TI harus menggunakan instruksi yang sama persis seperti yang tertulis untuk bangun, mencuci dan berpakaian, dan kemudian pergi bekerja. Mengikuti program ini, kebanyakan orang akan mengalami kesalahan program dan tiba di tempat kerja kehilangan satu atau beberapa pakaian. Ini adalah kesulitan menulis program komputer terperinci. Biasanya auditor IT tidak perlu tahu cara menulis program komputer formal saat ini di luar aplikasi audit tinjau sederhana yang dibahas di Bab 13, tetapi auditor TI yang efektif harus memahami bagaimana program komputer dibangun dan apa kemampuan mereka untuk mendefinisikan sesuai prosedur control.

7. Program Mainframe Tradisional dan Program Server-Klien
Mainframe, atau apa yang sering kita sebut komputer tipe lama digunakan secara luas untuk aplikasi bisnis sejak awal 1960-an. Aplikasi-aplikasi ini pertama kali diprogram dalam apa yang disebut bahasa mesin sebenarnya generasi pertama yang menggunakan biner 1s dan 0s. Kami dengan cepat beralih ke bahasa generasi kedua, yang disebut bahasa assembly. Bahasa simbolik ini menggunakan kode untuk mewakili instruksi, seperti menambahkan atau menyimpan nilai. Generasi ketiga, atau compiler, bahasa segera diikuti. Mereka menggunakan pernyataan instruksi seperti Bahasa Inggris yang sebenarnya, seperti 'TAMBAHKAN KE B.' untuk mendeskripsikan tindakan yang akan diambil. Program yang disebut compiler menerjemahkan instruksi ini ke bahasa mesin. Berbagai macam bahasa compiler ini diperkenalkan pada 1960-an, tetapi COBOL1 menjadi bahasa yang hampir standar untuk pengolahan data bisnis dengan baik ke tahun 1980-an. Saat ini masih digunakan untuk beberapa aplikasi bisnis, tetapi basis data khusus dan bahasa pembuat laporan dan bahasa berorientasi objek sekarang jauh lebih umum. Berbagai macam bahasa komputer digunakan saat ini; mereka termasuk Visual Basic dan Java. Banyak aplikasi yang juga dikembangkan menggunakan bahasa pembuat laporan berbahasa Inggris yang berada di atas bahasa komputer pendukung. Selain memiliki keterampilan untuk menulis permintaan pengambilan audit, seperti yang dibahas dalam Bab 13, auditor TI saat ini tidak perlu terampil dalam bahasa pemrograman.

8. Arsitektur Program Komputer Modern
Pada hari-hari komputer mainframe bertahun-tahun lalu, aplikasi bisnis hampir selalu dikembangkan di-rumah dan sering ditulis dalam COBOL. Sebagian besar perusahaan saat ini umumnya membeli atau menyewakan paket perangkat lunak mereka atau mengaksesnya melalui penyedia layanan Web, meskipun beberapa fungsi TI masih mengembangkan aplikasi mereka sendiri. In-house development biasanya terjadi ketika suatu perusahaan memiliki persyaratan bisnis di mana tidak ada paket perangkat lunak komersial yang tampak benar atau, lebih signifikan, ketika suatu perusahaan memiliki rencana untuk beberapa inisiatif baru berbasis perangkat lunak strategis. Auditor IT hari ini, bahkan dengan pengetahuan dasar bahasa seperti Visual Basic, COBOL, atau C, mungkin memiliki beberapa kesulitan awal memahami bagaimana aplikasi berorientasi objek diprogram dan dikonstruksi. Seringkali aplikasi yang lebih baru ini terdiri dari banyak modul kode program yang sangat kecil yang melewatkan data satu sama lain, terkadang melalui jalur telekomunikasi jarak jauh. Meskipun tentu saja bukan kebutuhan audit TI yang khas, Exhibit 10.1 menjelaskan beberapa konsep pemrograman tingkat tinggi berorientasi objek. Java dan C ++ adalah dua bahasa pemrograman dari aplikasi berbasis Web saat ini.2 Seorang auditor harus bergantung pada standar program aplikasi secara keseluruhan di tempat serta pada pengembangan pemrograman dan kontrol pemeliharaan lainnya. Daripada mencari standar pemrograman aplikasi ini di setiap aplikasi yang diberikan, dia harus meninjau kontrol pengembangan sistem umum di perusahaan IT. Ini mungkin termasuk dalam tinjauan umum operasi TI, seperti yang dibahas pada Bab 6.
Ketika sebuah perusahaan berencana untuk membangun dan meluncurkan in-house aplikasi perangkat lunak baru atau yang direvisi, audit TI harus meminta hak untuk melakukan tinjauan pra-implementasi dari proyek pengembangan aplikasi baru. Pra-implementasi Ulasan audit TI paling efektif untuk upaya pengembangan besar yang mencakup rentang waktu yang panjang dan terutama komponen yang dikembangkan in-house. Exhibit 10.2 berisi prosedur audit TI untuk meninjau kontrol pengembangan sistem aplikasi baru. Proses kontrol ini terkait erat dengan kontrol umum TI yang dibahas dalam Bab 6 dan auditor TI harus mencari mereka di setiap aplikasi yang dipilih untuk ditinjau. Saat ini banyak proyek pengembangan aplikasi baru tidak hanya terdiri dari program-program baru yang dikembangkan di rumah. Banyak aplikasi modern dibangun dengan membangun tabel referensi data sebagai bagian dari aplikasi perangkat lunak yang dibeli serta membangun antarmuka antara aplikasi yang dibeli ini dan komponen lain yang ada. Perhatian yang tepat harus ditujukan untuk menjaga kontrol internal dan melakukan pengujian yang memadai dalam situasi ini, dan pendekatan peninjauan ulang pra-audit audit TI dapat memberikan layanan kepada perusahaan.

9. Perangkat Lunak yang Disediakan Vendor
Saat ini sebagian besar aplikasi IT didasarkan pada perangkat lunak yang dipasok oleh vendor. Vendor luar akan menyediakan elemen sistem dasar, sering berbasis Web, dan fungsi pengembangan TI perusahaan hanya bertanggung jawab untuk membuat tabel khusus, antarmuka file, dan format laporan keluaran di sekitar aplikasi yang dibeli atau dilisensikan. Seringkali vendor melindungi kode sumber program yang sebenarnya untuk perangkat lunak yang dibeli untuk mencegah akses dan perubahan yang tidak benar. Auditor IT harus peduli bahwa vendor perangkat lunak memiliki reputasi untuk kualitas, perangkat lunak bebas kesalahan. Seringkali lebih kecil, pemasok perangkat lunak wirausaha menawarkan solusi yang sangat hemat biaya, tetapi ada risiko dalam menggunakan pengembang perangkat lunak yang tidak memiliki banyak modal. Jika ada keraguan tentang vendor perangkat lunak
stabilitas, pengaturan harus dilakukan pada saat kontrak pembelian perangkat lunak untuk menempatkan versi kode sumber vendor di escrow jika terjadi kegagalan bisnisnya. Bank atau lembaga lain akan menyimpan versi kode sumber yang dilindungi untuk rilis ke pelanggan jika vendor perangkat lunak gagal. Keputusan untuk melisensikan, menyewakan, atau membeli paket perangkat lunak terlalu sering didasarkan pada seorang manajer TI yang bertemu dengan penjual perangkat lunak di pameran dagang, menetapkan kebutuhan, dan memperoleh paket perangkat lunak tanpa analisis penuh tentang biaya dan manfaatnya. Meskipun tidak memiliki bentuk tinjauan pra-implementasi TI tradisional, auditor IT dapat memainkan peran tingkat konsultasi yang kuat yang mendukung manajemen TI dalam perolehan paket perangkat lunak baru. Sering ada banyak masalah pengendalian internal yang harus dipertimbangkan di luar deskripsi dalam brosur penjualan vendor. Exhibit 10.3 menyajikan prosedur peninjauan audit TI untuk digunakan baik ketika memberikan bantuan konsultasi dan ketika meninjau keputusan untuk membeli paket perangkat lunak baru yang besar. Auditor TI harus memahami kontrol internal aplikasi perangkat lunak yang dibeli utama serta dia memahami aplikasi yang dikembangkan sendiri. Paket besar yang terintegrasi, seperti sistem ERP, dapat berdampak besar pada semua aspek dari suatu perusahaan. Paket aplikasi database ini dapat mencakup produksi, pembelian, inventaris, sumber daya manusia, akuntansi, dan semua aplikasi bisnis lainnya yang diimplementasikan sebagai serangkaian basis data yang terhubung. Data yang diperkenalkan ke salah satu komponen aplikasi, seperti biaya standar yang direvisi untuk bagian yang dibuat, akan terhubung ke sistem terhubung lainnya seperlunya. Sebagai contoh, biaya standar yang direvisi akan tercermin dalam sistem persediaan dan keuangan, antara lain.

10. Komponen Keluaran Aplikasi IT
Tidak ada diskusi tentang sistem aplikasi akan lengkap tanpa deskripsi komponen outputnya. Komponen aplikasi utama ini biasanya terdiri dari layar output, file yang diperbarui, atau bahkan laporan yang dicetak. Ini adalah area penting untuk disurvei dalam tinjauan aplikasi apa pun, dan audit TI harus memperhatikan kontrol yang terdapat pada layar output dan file kontrol. Aplikasi yang lebih lama menghasilkan volume besar laporan output yang menunjukkan hasil pemrosesan dan masalah kontrol atau kesalahan apa pun. Volume dan frekuensi dari laporan-laporan tersebut sering mencegah pengguna untuk memberikan perhatian yang memadai untuk mengendalikan masalah, dan auditor TI sering menemukan kekhawatiran kontrol yang dapat diidentifikasi oleh pengguna hanya dengan meninjau laporan output mereka. Aplikasi saat ini menghasilkan jauh lebih sedikit (jika ada) laporan keluaran berbasis kertas; sebaliknya, hasil dilaporkan pada layar pengambilan data online. Dalam beberapa kasus, laporan online khusus mengontrol masalah sinyal dan kesalahan data; di lain, pengguna bertanggung jawab untuk memanggil layar yang sesuai untuk meninjau masalah. Terlalu sering, pengguna mengabaikan langkah ini, dan kesalahan pemrosesan bisa tidak terdeteksi. Auditor TI selalu harus meninjau ruang lingkup laporan keluaran aplikasi, pesan layar, dan disposisi pengguna mereka. Laporan atau layar bukan satu-satunya keluaran aplikasi. Transaksi atau file yang diperbarui biasanya diteruskan ke berbagai aplikasi terintegrasi lainnya. Sama seperti aplikasi IT modern yang dapat menerima masukan dari sekumpulan sistem masukan yang sangat terintegrasi, ini mungkin menjadi satu penghubung dalam rantai ke aplikasi lain. Sekali lagi dan selalu, auditor TI harus mengembangkan pemahaman yang baik tentang aplikasi yang ditinjau serta semua input dan outputnya.


Minggu, 04 November 2018

ILMU SOSIAL DASAR


Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas/NPM : 5KA44/1B117093


   SariWangi merupakan merek lokal asli Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 1973 dalam format teh celup – suatu cara modern baru untuk minum teh selain teh bubuk. Di tengah kemerosotan pasar teh daun Indonesia karena saat itu teh dianggap sebagai minuman kuno dan tidak praktis dalam penyajiannya, teh celup SariWangi telah berhasil menempatkan dirinya sebagai merek teh celup terkemuka dan meremajakan pasar teh di Indonesia.

Sebagai teh yang telah berusia puluhan tahun, teh celup SariWangi adalah salah satu merek teh terpopuler di Indonesia.


1. Bagaimana perusahaan besar Teh SariWangi bisa bangkrut ?


Teh celup paling populer di Indonesia ini dikabarkan pailit karena utang. PT SariWangi Agriculturla Estate Agency berutang Rp1,05 triliun kepada PT Bank ICBC Indonesia. Tak hanya Sariwangi, PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung yang juga mengalami kasus serupa dengan utang Rp35,71 miliar.

Mengurai sengketa utang-piutang Sariwangi dan Indorub harus dimulai ketika proses PKPU keduanya berakhir damai pada 9 Oktober 2017. Sariwangi punya tagihan senilai Rp 1,05 triliun, Sementara Indorub punya tagihan senilai Rp 35,71 miliar.

Mengutip salinan putusan, restrukturisasi utang pokok Sariwangi dan Indorub baru akan dibayar setelah waktu tenggang (grace period) enam tahun pascahomologasi. Sementara utang bunga akan langsung dibayar perbulan, selama delapan tahun pascahomologasi.

Perinciannya sebesar 4,75 persen akan dibayarkan pada tahun pertama, dan kedua 5,5 persen akan dibayar pada tahun ketiga, dan keempat. 6,5 persen akan dibayar pada tahun kelima, dan keenam. Dan 7,5% akan dibayar pada tahun ketujuh, dan kedelapan.

Kewajiban 416.000 dollar AS yang dimiliki Sariwangi, dan 42.000 dollar AS milik Indorub kepada ICBC pun sebenarnya hanya utang bunga pada tahun pertama. Pun, tagihan bunga ini yang harusnya dicicil tiap bulan kemudian ditangguhkan selama setahun pascahomologasi, sehingga harus dibayarkan pada 9 Oktober 2016.

"Debitor baru mulai melakukan pembayaran pada Desember 2017, dan ini juga tidak jelas untuk pembayaran apa? Karena selain utang bunga yang ditangguhkan, debitor juga punya kewajiban atas bunga dari 9 Oktober 2016. dan seterusnya, karena tagihan terus jalan," kata Kuasa Hukum ICBC Swandy Halim dari Kantor Swandy Halim & Partners.

Makanya, kata Swandy permohonan pembatalan homologasi diajukan ICBC. Pun ia menambahkan bahwa pembayaran pun hanya dilakukan oleh Indorub, Sariwangi sama sekali tak pernah membayar.

Padahal, Swandy bilang tagihan PKPU sejatinya tanggung renteng (cross default). Dalam arti, seluruh tagihan PKPU jadi tanggung jawab bersama Sariwangi dan Indorub. Sehingga, jika Sariwangi tak mampu melakukan pembayaran, maka Indorub yang harus bertanggung jawab.

"Indorub hanya membayar porsinya saja, sementara dari Sariwangi tidak pernah ada pembayaran. Padahal ini cross default, dia juga punya kewajiban membayar utang Sariwangi," sambung Swandy.
Hingga 24 Oktober 2017, setelah ditambahkan bunga total nilai tagihan yang dipegang ICBC kepada Sariwangi senilai Rp 288,932 miliar, dan kepada Indorub senilai Rp 33,827 miliar. Sementara perincian kewajiban senilai Rp 1,05 dari Sariwangi berasal dari 5 kreditur separatis (dengan jaminan) senilai Rp 719,03 miliar, 59 kreditor konkuren (tanpa jaminan) Rp 334,18 miliar, dan kreditor preferen (prioritas) senilai Rp 1,21 miliar.

Sedangkan kewajiban Indorub senilai Rp 35,71 miliar, perinciannya adalah lima separatis senilai Rp31,50 miliar, 19 konkuren senilai Rp 3,28 miliar, dan preferen sebesar Rp 922,81 juta. 


2. Apa hubungan SariWangi dengan Unilever ?

PT Unilever Indonesia Tbk selaku pemegang merek atau brand teh Sariwangi memberikan penegasan bahwa produknya ini tetap berproduksi meski produsen teh, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency dinyatakan pailit oleh PN Niaga Jakarta Pusat.

Head of Corporate Communications Unilever Indonesia Maria D Dwianto menjelaskan, Unilever Indonesia telah mengakuisisi atau membeli brand teh celup Sariwangi dari perusahaan bernama PT Sariwangi Agricultural Estate Agency. 
"Jadi saya ceritakan hubungan Unilever, teh Sariwangi dengan PT Sariwangi Agricultural Jadi pada 1989, meraka (produsen teh Sariwangi) jual brandnya itu ke Unilever Indonesia. Tapi mereka kemudian meminta izin untuk tetap memakai nama PT Sariwangi".

Dia melanjutkan, walaupun brand sudah dijual, PT Sariwangi Agricultural kemudian menjadi mitra kerja Unilever. Di mana perusahaan ini tetap memproduksi beberapa varian Sariwangi.

"Jadi walaupun brand sudah dibeli, PT Sariwangi itu menjadi mitra atau rekan bisnis kita yang melakukan produksi," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, kemitraan Unilever dengan PT Sariwangi Agricultural pun berakhir. Maria menegaskan, bahwa kontrak ini disudahi sebelum produsen teh Sariwangi ini dinyatakan pailit oleh PN Niaga Jakarta Pusat.

"Kemarin diberitakan pailit itu adalah PT Sariwangi Agricultural. Jadi dia pailit dan sudah tidak ada. Tapi teh Sariwangi tetap ada karena milik Unilever. Karena informasi untuk menghormati semua pihak, kami tidak bisa bicara detail kapan kerjasamanya berakhir. Jadi rahasia. Tapi yang jelas itu terjadi sebelum putusan pengadilan, di mana kami sudah tidak bermitra lagi," ujarnya.



3. Bagaimana peran Unilever terhadap sariWangi ?

Melihat teh celup SariWangi punya masa depan bisnis yang baik, Unilever pun tertarik padanya. Pada 1989, seperti dicatat Swa, Unilever membeli merek SariWangi. Hingga kini merek tersebut diproduksi PT Unilever Indonesia.

Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakusisi, PT SariWangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang trading, produksi, dan pengemasan teh.

Lalu perihal kabar pailitnya SariWangi, PT Unilerver Indonesia sebagai pemilik resmi produk teh merek Sariwangi menjelaskan merek tersebut tidak mengalami pailit, seperti kabar yang beredar.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Unilever Indonesia, bahwa PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (MPISW) tak berhubungan dengan Unilever.

SAEA dan MPISW tak bekerja sama dengan Unilever, tak pula anak perusahaan Unilever.
Memang, dulu SAEA dan Unilever sempat bekerja sama sebagai rekanan usaha tetapi kini tak ada kaitan apa pun antara Unilever dan SAEA.



4. Bagaimana kondisi SariWangi terhadap produknya ?

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memastikan produksi teh Sariwangi tetap berjalan, meski PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dinyatakan pailit. 
Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Maria Dewantini Dwianto mengatakan setelah brand Sariwangi dibeli Unilever, sebenarnya SAEA masih menjadi mitra sebagai penyuplai teh untuk Sariwangi.
"Jadi, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency itu bukan anak usaha dari Unilever. Namun, pernah menjadi mitra sebagai pemasok tehnya. Hanya saja saat ini pun sudah tidak menjadi mitra," kata Maria kepada Liputan6.com, Kamis (18/10/2018).
Saat ini Unilever sudah memiliki mitra pengganti untuk memasok bahan baku teh Sariwangi. Pemutusan kerja sama sudah diproses sejak awal 2018.
"Jadi, untuk produk teh Sariwangi tetap berproduksi, jangan khawatir," tegas dia.

Sabtu, 03 November 2018

METODE PENELITIAN (Komparatif)


METODE PENELITIAN
(Komparatif)


5KA44
Nama kelompok :
1. Dhinda Afsaryna Awanys (1B117093)
2. Muhammad Lafasha Alfarisi (1B117090)



Universitas Gunadarma 2018/2019

A.    Pengertian Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.

B.     Tujuan Penelitian Komparatif
a.  Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d.  Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.


C.    Rumusan Masalah Penelitian Komparatif
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.

D.    Kerangka Teori Penelitian Komparatif
Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teori yang besifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.

E.     Hipotesis Penelitian Komparatif
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

F.     Sifat Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.

G.    Syarat Penggunaan Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif dapat digunakan jika :
1. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan
2. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung
3. Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan variabel – variabel lain yang berpengaruh
4. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan


H.    Kelebihan dan Kekurangan PenelitianKomparatif
Ritz mengidentifikasikan beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian komparatif.
Kelebihan penelitian kausal komparatif sebagai berikut:
1. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
2. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
3. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.

Disamping kelebihan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
2.  Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
5.  Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
6. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
7. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.
8. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.

I.       Prosedur Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap:
1.  Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2.    Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
3. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
5.   Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial.


J.      Desain Penelitian Komparatif
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas. Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.

K.    Teknik Analisis Data
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial dan chi kuadrat satu sampel.
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.


L.     Contoh Kasus dan Judul Penelitian Komparatif
Permasalahan :
            Saat ini pengaruh IT sangat berpengaruh terhadap perkembangan intelektual seorang peserta didik. IT sangat berpengaruh apalagi dijaman modern dan maju akan pengaruh globalisasi ini.
            Anak Sekolah Dasar saat ini sudah dituntut mengusai IT agar menyiapkan mereka untuk siap akan pengaruh global dan dunia pekerjaan yang nantinya akan menggunakan banyak IT.
            Fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap intelektual dan penguasaan IT peserta didik. Ketidaksediaan alat-alat elektronik yang berpengaruh terhadap IT ini tentunya mempengaruhi penguasaan mereka terhadap IT juga.

Pokok Masalah          :
1.      penguasaan IT siswa SD N SUKAMAJU
2.      penguasaan IT siswa SD N SUKAMUNDUR
3.      ketersediaan IT di SD N SUKAMAJU dan SD N SUKAMUNDUR


Rumusan Masalah     :
1.      Bagaimana penguasaan IT siswa SD N Sukamaju?
2.      Bagaimana penguasaan IT siswa SD N Sukamundur?
3.      Bagaimana ketersediaan IT di SD N Sukamaju dan SD N Sukamundur?


Judul  :
PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN IT SISWA SD N SUKAMAJU DENGAN SISWA SD N SUKAMUNDUR BERKAITAN DENGAN KETERSEDIAAN FASILITAS IT  DI MASING-MASING SEKOLAH



DAFTAR PUSTAKA :
http://basirunjenispel.blogspot.com/ diunduh pada Senin, 23 September 2013 jam 12.28 WIB
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/eksperime-expost-facto-korelasional-komparatif/
http://+==o0o[BlogMerko.blogspot.com]=o0o