Nama : Dhinda Afsaryna Awanys
Kelas/NPM : 5KA44/1B117093
SariWangi merupakan merek lokal asli
Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 1973 dalam format teh celup – suatu
cara modern baru untuk minum teh selain teh bubuk. Di tengah kemerosotan pasar
teh daun Indonesia karena saat itu teh dianggap sebagai minuman kuno dan tidak
praktis dalam penyajiannya, teh celup SariWangi telah berhasil menempatkan
dirinya sebagai merek teh celup terkemuka dan meremajakan pasar teh di Indonesia.
Sebagai teh yang
telah berusia puluhan tahun, teh celup SariWangi
adalah salah satu merek teh terpopuler di Indonesia.
1. Bagaimana perusahaan besar Teh SariWangi bisa bangkrut ?
Teh celup paling populer di
Indonesia ini dikabarkan pailit karena utang. PT SariWangi
Agriculturla Estate Agency berutang Rp1,05 triliun kepada PT Bank ICBC
Indonesia. Tak hanya Sariwangi, PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung
yang juga mengalami kasus serupa dengan utang Rp35,71 miliar.
Mengurai
sengketa utang-piutang Sariwangi dan Indorub harus dimulai ketika proses PKPU
keduanya berakhir damai pada 9 Oktober 2017. Sariwangi punya tagihan senilai Rp
1,05 triliun, Sementara Indorub punya tagihan senilai Rp 35,71 miliar.
Mengutip salinan
putusan, restrukturisasi utang pokok Sariwangi dan Indorub baru akan dibayar
setelah waktu tenggang (grace period) enam tahun pascahomologasi. Sementara
utang bunga akan langsung dibayar perbulan, selama delapan tahun
pascahomologasi.
Perinciannya
sebesar 4,75 persen akan dibayarkan pada tahun pertama, dan kedua 5,5 persen
akan dibayar pada tahun ketiga, dan keempat. 6,5 persen akan dibayar pada tahun
kelima, dan keenam. Dan 7,5% akan dibayar pada tahun ketujuh, dan kedelapan.
Kewajiban
416.000 dollar AS yang dimiliki Sariwangi, dan 42.000 dollar AS milik Indorub
kepada ICBC pun sebenarnya hanya utang bunga pada tahun pertama. Pun, tagihan
bunga ini yang harusnya dicicil tiap bulan kemudian ditangguhkan selama setahun
pascahomologasi, sehingga harus dibayarkan pada 9 Oktober 2016.
"Debitor
baru mulai melakukan pembayaran pada Desember 2017, dan ini juga tidak jelas
untuk pembayaran apa? Karena selain utang bunga yang ditangguhkan, debitor juga
punya kewajiban atas bunga dari 9 Oktober 2016. dan seterusnya, karena tagihan
terus jalan," kata Kuasa Hukum ICBC Swandy Halim dari Kantor Swandy Halim
& Partners.
Makanya, kata
Swandy permohonan pembatalan homologasi diajukan ICBC. Pun ia menambahkan bahwa
pembayaran pun hanya dilakukan oleh Indorub, Sariwangi sama sekali tak pernah
membayar.
Padahal, Swandy
bilang tagihan PKPU sejatinya tanggung renteng (cross default). Dalam arti,
seluruh tagihan PKPU jadi tanggung jawab bersama Sariwangi dan Indorub.
Sehingga, jika Sariwangi tak mampu melakukan pembayaran, maka Indorub yang
harus bertanggung jawab.
"Indorub hanya membayar porsinya saja,
sementara dari Sariwangi tidak pernah ada pembayaran. Padahal ini cross
default, dia juga punya kewajiban membayar utang Sariwangi," sambung
Swandy.
Hingga 24
Oktober 2017, setelah ditambahkan bunga total nilai tagihan yang dipegang ICBC
kepada Sariwangi senilai Rp 288,932 miliar, dan kepada Indorub senilai Rp
33,827 miliar. Sementara perincian kewajiban senilai Rp 1,05 dari Sariwangi
berasal dari 5 kreditur separatis (dengan jaminan) senilai Rp 719,03 miliar, 59
kreditor konkuren (tanpa jaminan) Rp 334,18 miliar, dan kreditor preferen
(prioritas) senilai Rp 1,21 miliar.
Sedangkan
kewajiban Indorub senilai Rp 35,71 miliar, perinciannya adalah lima separatis
senilai Rp31,50 miliar, 19 konkuren senilai Rp 3,28 miliar, dan preferen
sebesar Rp 922,81 juta.
2. Apa hubungan SariWangi dengan Unilever ?
PT Unilever
Indonesia Tbk selaku pemegang merek atau brand teh Sariwangi memberikan
penegasan bahwa produknya ini tetap berproduksi meski produsen teh, PT Sariwangi
Agricultural Estate Agency dinyatakan pailit oleh PN Niaga Jakarta Pusat.
Head of
Corporate Communications Unilever Indonesia Maria D Dwianto menjelaskan,
Unilever Indonesia telah mengakuisisi atau membeli brand teh celup Sariwangi
dari perusahaan bernama PT Sariwangi Agricultural Estate Agency.
"Jadi
saya ceritakan hubungan Unilever, teh Sariwangi dengan PT Sariwangi
Agricultural Jadi pada 1989, meraka (produsen teh Sariwangi) jual brandnya itu
ke Unilever Indonesia. Tapi mereka kemudian meminta izin untuk tetap memakai
nama PT Sariwangi".
Dia melanjutkan,
walaupun brand sudah dijual, PT Sariwangi Agricultural kemudian menjadi mitra
kerja Unilever. Di mana perusahaan ini tetap memproduksi beberapa varian
Sariwangi.
"Jadi
walaupun brand sudah dibeli, PT Sariwangi itu menjadi mitra atau rekan bisnis
kita yang melakukan produksi," tuturnya.
Seiring
berjalannya waktu, kemitraan Unilever dengan PT Sariwangi Agricultural pun
berakhir. Maria menegaskan, bahwa kontrak ini disudahi sebelum produsen teh
Sariwangi ini dinyatakan pailit oleh PN Niaga Jakarta Pusat.
"Kemarin
diberitakan pailit itu adalah PT Sariwangi Agricultural. Jadi dia pailit dan
sudah tidak ada. Tapi teh Sariwangi tetap ada karena milik Unilever. Karena
informasi untuk menghormati semua pihak, kami tidak bisa bicara detail kapan
kerjasamanya berakhir. Jadi rahasia. Tapi yang jelas itu terjadi sebelum
putusan pengadilan, di mana kami sudah tidak bermitra lagi," ujarnya.
3. Bagaimana
peran Unilever terhadap sariWangi ?
Melihat teh
celup SariWangi punya masa depan bisnis yang baik, Unilever pun tertarik
padanya. Pada 1989, seperti dicatat Swa, Unilever membeli merek SariWangi.
Hingga kini merek tersebut diproduksi PT Unilever Indonesia.
Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakusisi, PT SariWangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang trading, produksi, dan pengemasan teh.
Lalu perihal kabar pailitnya SariWangi, PT Unilerver Indonesia sebagai pemilik resmi produk teh merek Sariwangi menjelaskan merek tersebut tidak mengalami pailit, seperti kabar yang beredar.
Lalu perihal kabar pailitnya SariWangi, PT Unilerver Indonesia sebagai pemilik resmi produk teh merek Sariwangi menjelaskan merek tersebut tidak mengalami pailit, seperti kabar yang beredar.
Dijelaskan lebih
lanjut oleh Unilever Indonesia, bahwa PT Sariwangi Agricultural Estate Agency
(SAEA) dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (MPISW) tak berhubungan
dengan Unilever.
SAEA dan MPISW
tak bekerja sama dengan Unilever, tak pula anak perusahaan Unilever.
Memang, dulu
SAEA dan Unilever sempat bekerja sama sebagai rekanan usaha tetapi kini tak ada
kaitan apa pun antara Unilever dan SAEA.
4. Bagaimana
kondisi SariWangi terhadap produknya ?
PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) memastikan produksi teh Sariwangi tetap berjalan, meski PT
Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dinyatakan pailit.
Head of
Corporate Communication PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Maria Dewantini
Dwianto mengatakan setelah brand Sariwangi dibeli Unilever, sebenarnya SAEA
masih menjadi mitra sebagai penyuplai teh untuk Sariwangi.
"Jadi, PT
Sariwangi Agricultural Estate Agency itu bukan anak usaha dari Unilever. Namun,
pernah menjadi mitra sebagai pemasok tehnya. Hanya saja saat ini pun sudah
tidak menjadi mitra," kata Maria kepada Liputan6.com, Kamis (18/10/2018).
Saat ini
Unilever sudah memiliki mitra pengganti untuk memasok bahan baku teh Sariwangi.
Pemutusan kerja sama sudah diproses sejak awal 2018.
"Jadi,
untuk produk teh Sariwangi tetap berproduksi, jangan khawatir," tegas dia.
SUMBER : https://www.liputan6.com/bisnis/read/3670501/unilever-pastikan-teh-sariwangi-tetap-diproduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar